Rabu, 11 Januari 2012

Makalah Kurikulum


PENGEMBANGAN KURIKULUM DITINJAU
DARI TUJUAN KURIKULUM



MAKALAH

Disusun dan diajukan sebagai tugas terstruktur
Mata Kuliah        : Dasar dan Pengembangan Kurikulum I-II
Dosen Pengampu           : Drs. Wahyudin Zufri, M.Pd

Disususn Oleh :

Khusnul Khotimah         (40210064)


PROGRAM STUDI PGSD 2
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
STKIP ISLAM BUMIAYU

BAB I
PENDAHULUAN
A.           Latar Belakang
Saat ini negara Indonesia telah masuk ke dalam era globalisasi, tentu segala sesuatu telah mengalami perubahan dan kemajuan yang lebih baik.  Yang harus didukung juga oleh pendidikan, sehingga pendidikan tersebut  membuat masyarakat bisa hidup dalam era globalisasi yang memerlukan kemampuan dari individu-individu itu.
Pendidikaan merupakan hal yang paling penting pada suatu bangsa, karena dapat menentukan nasib dari bangsa itu sendiri pada masa mendatang. Oleh karena itu pendidikan tidak lepas dari kurikulumnya yang mencetak siswa-siswanya.
kurikulum pendidkan itu sangat penting maka kurikulum harus mempunyai tujuan yang kuat sehingga pendidikan itu tidak  akan mudah terombang-ambing oleh keadaan zaman karena yang mempertaruhkanya adalah manusia yang dihasilkan oleh pendidkan itu sendiri.karena apabila kurikulum tidak memiliki tujuan , maka pendidikan tidak akan terarah.
B.            Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi pokok permasalahn dalam penulisan makalah ini adalah :
1.      Apa tujuan dari Pengembangan Kurikulum?








BAB II
PEMBAHASAN
Komponen tujuan dalam kurikulum berhubungan dengan arah atau hasil yang diharapkan. Dalam sekala macro rumusan tujuan kurikulum erat kaitannya dengan filsafat atau system nilai yang dianut masyarakat. Bahkan, rumusan tujuan menggambarkan suatu masyarakat yang dicita-citakan.
Tujuan pendidikan memiliki klasifikasi, dari mulai tujuan yang sangat umum sampai tujuan khusus yang bersifat spesifik dan dapat diukur,yang kemudian dinamakan kompetensi. Tujuan pendidikan diklasifikasikan menjadi 4, yaitu :

a. Tujuan Pendidikan Nasional ( TPN)

b. Tujuan Institusional ( TI )

c. Tujuan Kurikuler ( TK )

d. Tujuan Instruksional atau Tujuan Pembelajaran ( TP )

1) Tujuan Pendidikan Nasional
 Tujuan Pendidikan Nasional adalah tujuan yang bersifat paling umum dan merupakan sasaran yang harus dijadikan pedoman oleh setiap usaha pendidikan. Tujuan pendidikan umum biasanya dirumuskan dalam bentuk perilaku yang ideal sesuai dengan pandangan hidup dan filsafat suatu bangsa yang dirumuskan oleh pemerintah dalam bentuk undan-undang. Secara jelas tujuan pendidikan nasional yang bersumber dari system nilai pancasila dirumuskan dalam UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 3, bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan bentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehudupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik, agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

2) Tujuan Institusional
Tujuan Institusional adalah tujuan yang harus dicapai oleh setip lembaga pendidikan. Tujuan institusional merupan tujuan antara untuk mencapai tujuan umum yang dirumuskan dalam bentuk kompetensi lulusan setiap jenjang pendidikan, misalnya standar kompetensi pendidikan dasar, menengah, kejuruan, dan jejnjang pendidikan tinggi.

3) Tujuan Kurikuler
Tujuan Kurikuler  adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap bidang setudi atau mata pelajaran. Tujuan kurikuler juga pada dasarnya merupakan tujuan antara untuk mencapai tujuan lembaga pendidikan. Dengan demikian, setiap tujuan kurikuler harus dpat mendukung dan diarahkan untuk mencapai tujuan institusional.

4)  Tujuan Pembelajaran
Tujuan Pembelajaran yang merupakn bagian dari tujuan kurikuler,dapat didefinisikan sebagai kemampuan yang harus dimiliki oleh anak didik setelah mereka mempelajari bahasan tertentu dalam bidang studi tertentu dalam satu kali pertemuan. Karena hanya guru yang memahami kondisi lapangan, termasuk memahami karakteristik siswa yang akan melakukan pembelajaran disuatu sekolah, maka menjabarkan tujuan pembelajaran adalah tugas guru.
Menurut Bloom, dalam bukunya yang berjudul Taxonomy of Educational Objectives yang terbit pada tahun 1965, bentuk perilaku sebagai tujuan yang harus dirumuskan dapat digolongkan kedalam 3 klasifikasi atau 3 domain ( bidang ), yaitu domain kognitif, afektif dan psikomotor.

a. Domain Kognitif (Cognitif Domain)

Domain Kognitif adalah tujuan pendidikan yang berhubungan dengan kemampuan intelektual atau kemampuan berfikir seperti kemampuan mengingat dan kemampuan memecahkan masalah. Domain kognitif menurut Bloom terdiri dari 6 tingkatan yaitu :

1)      Pengetahuan ( Knowledge )

 Pengetahuan ( knowledge ) adalah kemampuan mengingat dan kemampuan mengingkapkan kembali informasi yang sudah dipelajarinya ( recall ). Kemapuan pengetahuan ini merupakan kemampuan taraf yang paling rendah. Kemampuan dalam bidang kemampuan ini dapat berupa : Pertama, pengetahuan tentang sesuatu yang khusus ; pengetahuan tentang fakta. Pengetahuan mengingat fakta smacam ini sangat bermanfaat untuk mencapai tujuan-tujuan yang lebih tinggi. Kedua, pengetahuan tentang cara/ prosedur atau cara suatu proses tertentu.

2) Pemahaman ( comprehension )

Pemahaman adalah kemampuan untuk memahami suatu objek atau subjek pembelajaran. Kemampuan untuk memahami akan mungkin terjadi manakala didahului oleh sejumlak pengetahuan ( knowledge ). Oleh sebab itu, pemahaman lebih tinggi ditingkatkanya dari pengetahuan. Pemahaman bukan hanya sekedar mengingat fakta, tetapi berkenaan dengan kemampuan menjelaskan, menerangkan, menafsirkan, atau kemampuan mengankap makna atau arti suatu konsep. Kemampuan pemahaman ini bisa merupakan kemampuan menerjemahkan, menafsirkan ataupun kemampuan ekstrapolasi. Kemampuan menjelaskan yakni kesanggupan untuk menjelaskan makna yang terkandung dalam sesuatu, pemahaman menafsirkan sesuatu, dan pemahaman ekstrapolasi.

3) Penerapan ( application )

Penerapan adalah kemampuan untuk menggunakan konsep, prinsip, prosedur ada situasi tertentu. Kemampuan menerapkan merupakan tujuan kognitif yang lebih tinggi tingkatannya dibandingkan dengan pengetahuan dan pemahaman. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan mengamplikasikan suatu bahan pelajaran yang sudah dipelajari seperti teori, rumus-rumus, dalil, hokum,konsep, ide dan lain sebagainya kedalam sesuatu yang lebih konkrit.

4) Analisis

Analisis adalah kemampuan menguraikan atau memecah suatu bahan pelajaran kedalam bagian-bagian atau unsur-unsur serta hubungn antar bagian bahan itu. Analisis merupakan tujuan pembelajaran yang komplek yang hanya mungkin dipahami dan dikuasai oleh siswa yang telah dapat menguasai kemampuan memahami dan menerapkan. Analisis berhubungan dengan kemampuan nalar. Oleh karena itu biasanya analisis diperuntukan bagi pencapaian tujuan pembelajaran untuk siswa-siswa tingkat atas.

5) Sintesis

Sintesis adalah kemampuan untuk menghimpun bagian-bagian kedalam suatu keseluruhan yang bermakna, seperti merumuskan tema, rencana atau meliaht hubungan abstrak dari berbagai informasi yang tersedia. Sintesis merupakan kebalikan dari analisis. Kalau analisis mampu menguraikan menjadi bagian-bagian, maka sintesis adalah kemampuan menyatukan unsure atau bagian-bagian menjadi sesuatu yang utuh. Kemampuan menganalisis dan sintesis, merupakan kemampuan dasar untuk dapat mengembangkan atau menciptakan inovasi dan kreasi baru.

6) Evaluasi

Evaluasi adalah tujuan yang paling tinggi dalam doain kognitif tujuan ini berkenaan dengan kemampuan membuat penilaian terhadap sesuatu berdasarkan maksud atau kriteria tertentu. Dalam tujuan ini, terkandung pula kemampuan untuk memberikan suatu keputusan dengan berbagi pertimbangan dan ukuran-ukuran tertentu. Untik dapat memiliki kemampuan memberikan penilaian dibutuhkan kemampuan-kemampuan sebelumnya.
Tiga tingkatan tujuan kognitif yang pertama, yaitu pengetahuan, pemahaman, dan aplikasi, dikatakan sebagai tujuan kognitif tingkat rendah ; sedangkan tiga tingkatan selanjutnya yaitu analisis, sintesis, dan evaluasi dikatakan sebagai tujuan kognitif tingkat tinggi.
b. Domain afektif (Affective Domain)

Domain afektif  berkenaan dengan sikap, nilai-nilai, dan apresiasi. Domain ini merupakan bidang tujuan pendidikan kelanjutan dari domain kognitif. Artinya, seseorang hanya akan memiliki sikap tertentu terhadap suatu objek manakala telah memiliki kemampuan kognitif tingkat tinggi. Menurut Krathwohl dan kawan-kawan ( 1964 ), dalam bukunya Taxonomi of Educational Objectives : Affective Domain, Domain afektif memiliki tingkatan yaitu :

1) Penerimaan (Receiving)

Penerimaan adalah sikap kesadaran atau kepekaan seseorang terhadap gejala, kondisi, keadaan atau suatu masalah. Seseorang memiliki perhatian yang positif terhadap gejala-gejala tertentu manakal mereka memiliki kesadaran tentang gejala, kondisi atau kondisi yang ada. Kemudian mereka juga menunjukan kerelaan untuk menerima, bersedia untuk memerhatikan gejala, atau kondisi yang diamatinya itu. Akhirnya, mereka memiliki kemauan untuk mengarahkan segala perhatiannya terhadap objek itu.

2) Merspon (Responding)

Merespon atau menanggapi ditunjukan oleh kemauan untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan tertentu seperti kemauan untuk menyelesaikan tugas tepat waktu, kemauan untuk mengikuti diskusi, kemauan untuk membantu orang lain dan sebagainya. Respon biasanya diawali dengan diam-diam, kemudian dilakukan dengan sungguh-sungguh dan kesadaran, setelah itu baru dilakukan dengan penuh kegembiraan dan kepuasan.

3) Menghargai (Valuting)

Tujuan ini berkenaan dengan kemauan untuj memberi penilaian atau kepercayaan kepada gejala atau suatu objek tertentu. Menghargai terdiri dari penerimaan suatu nilai dengan keyakinan tertentu seperti menerima adanya keasan atau persamaan hak antara laki-laki dan perempuan; mengutamakan suatu nilai seperti memiliki keyakinan akan kebenaran suatu ajaran tertentu, serta komitmen akan kebenaran yang diyakininya dengan aktivitas.

4) Mengorganisasi (Organization)

Tujuan yang berhubungan dengan organisasi ini berkenaan dengan pengembangan nilai kedalam system organisai tertentu, termasuk hubungan antar nilai dan tingkat prioritas nilai-nilai itu. Tujuan ini terdiri dari mengkonseptualisasikan nilai, yaitu memahami insur-unsur abstrak dari suatu nilai yang dimiliki dengan nilai-nilai yang datang kemudian; serta mengorganisasi suatu system nilai, yaitu nengembangkan suatu system nilai yang saling berhubungan yang konsisten dan bulat dan termasuk nilai-nilai yang lepas-lepas.

5) Karakterisasi Nilai (Caracterization by a value)

Tujuan ini adalah mengadakan sintesis dan internalisasi system nilai dengan pengkajian secara mendalam , sehingga nilai-nilai yang dibangunkannya itu dijadikan pandangan ( falsafah ) hidup serta dijadikan pedoman dalam bertindak dan berperilaku.

c. Domain Psikomotor (Psycomotor Domain)

Domain psikomotor adalah tujuan yang berhubungan dengan kemampuan keterampilan atau skill seseorang. Ada tujuh tingkatan yang termasuk kedalam domain ini :

1) Persepsi ( Perception )
 Persepsi merupanan kemampuan seseorang dalam memandang sesuatu yang dipermasalahkan. Persepsi pada dasarnya hanya mungkin dimiliki oleh seseorang sesuai dengan sikapnya.

2) Kesiapan ( Set )
Kesiapan berhubungan dengan kesediaan seseorng untuk melatih diri tentang keterampilan tertentu yang direfleksikan dengan perilaku-perilaku khusus.

3) Meniru ( Imitation )
Meniru adalah kemampuan seseorang dalam mempralktekan dalam gerakan-gerakan  sesuai dengan contoh yang diamatinya. Kemampuan meniru tidak selamanya diikuti oleh pemahaman tentang pentingnya serta makna gerakan yang dilakukannya.

4) Membiasakan ( habitual )
Kemampuan habitual sudah merupakan kemampuan yang didorong oleh
kesadaran dirinya walaupun gerakan yang dilakukannya masih seperti pola yang ada.


5) Menyesuaikan ( Adaptation )
Baru dalam tahapan berikutnya, yaitu kemampuan yang berhadaptasi gerakan atau kemampuan itu sudah disesuaikan dengan keadaan situasi dan kondisi yang ada.

6) Menciptakan ( Organization )
Tahap akhir dari keterampilan ini adalah tahap mengorganisasikan, yakni kemapuan seseorang untuk berkreasi dan mencipta sendiri suatu karya. Tahap ini merupakan tahap puncak dari keseluruhan kemampuan, yang tergambardari kemampuanya menghasilkan sesuatu yang baru. 
 


BAB III
PENUTUP
A.           Kesimpulan
Tujuan kurikulum, yaitu asumsi-asumsi tentang  tujuan pendidikan,  tujuan pendidikan nasional,  tujuan isntitusional,  tujuan kurikuler, tujuan instruksional atau tujuan pembelajaran  yang menjadi  komponen utama  dalam mengembangkan kurikulum. Asumsi-asumsi komponen tujuan  tersebut berimplikasi pada perumusan arahan atau hasil yang diharapkan.
Sebagai Pedoman dalam merumuskan tujuan Kurikulum, menurut pandangan Bloom dkk yang terkenal dengan “Taxonomy of Educational Objectives”. Domain-domain (wilayah) yang dikembangankan Bloom tersebut kita jadikan sebagai alat untuk mengkategorikan tujuan kurikulum.katgori tersebut antara lain Domain Kognitif, Domain Efektif, Domain Psikomotorik.
B.            Saran
Dengan adanya tujuan kurikulum yang berasumsi tentang tujuan pendidikan, diharapkan kurikulum tersebut dapat terlaksana dengan baik.pendidikan dapat tercapai dan terarah dengan baik dan benar.



DAFTAR PUSTAKA
Hamalik, Oemar. 2010. Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung : PT REMAJA ROSDAKARYA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar